Skip to main content

Syukur yang Terdalam



Tak ada yang bisa saya sembunyikan dari momen seindah ini: bertemu di akhir Ramadhan dengan muka berbinar-binar saat semua pekerjaan dan tanggung jawab profesional menemukan titiknya yang paling pas: kerja keras itu terbayar tuntas di rumah makan Mang Engking, 20 Oktober 2006.

Bukan hembus nafas lapang yang keluar dari perut kekenyangan. Atau tawa riang seperti bebas dari himpitan. Atau senyum penuh arti bahwa kerja keras yang dilakukan sangat berarti. Bukan hanya itu. Rasa syukur itu melebihi semua yang pernah terfikirkan.

Jika Anda pernah menuntun motor Honda Tiger 3 kilometer karena ban kempes atau kehabisan bensin, maka naik Honda Pitung yang kecepatan maksimalnya 30 km/jam adalah anugerah luar biasa. Jika Anda pernah sulit makan karena tak pegang uang di tangan, maka sebungkus nasi kucing lima ratus rupiah tanpa lauk akan jadi santapan yang luar biasa nikmatnya.

Kebahagiaan sering datang tanpa alasan. Dan dalam hal-hal yang paling sederhana. Bukan yang muluk-muluk, bukan yang berlebihan. Dan malam ini, kesederhanaan menemukan bentuknya yang sempurna. Dalam acara buka puasa yang biasa-biasa saja, dalam sambutan yang biasa-biasa saja. Dalam gurauan yang seperi biasanya.

Kadang logika untung rugi tak bisa masuk dalam logika rasa syukur. Untuk keluar dari kesulitan, kita harus memudahkan orang lain. Untuk keluar dari lubang kemiskinan, kita harus rajin sedekah. Agar bebas dari hutang, kita harus berhenti berhutang terlebih dahulu. Agar bisnis kita untung dalam jangka panjang, kita harus mengurangi keuntungan jangka pendek. Dalam ketidaksempurnaan, kita justru saling membutuhkan.

Ketika semua itu dilandasi kejujuran dan syukur yang terdalam: maka hadirlah keajaiban Tuhan. Keindahan tak terbayangkan yang tumbuh diam-diam di dasar hati, yang tak mudah lekang oleh waktu...

Selamat beristirahat, teman-teman superku. Selamat menyatukan lagi jiwa dan raga yang tercerai berai ketika dipacu menyelesaikan tumpukan kerjaan yang menggunung di bulan suci ini. Terima kasih saja tak pernah cukup. Semoga kita masih diberi kesempatan menciptakan beberapa rekor baru lagi: kita yang tak pernah puas jadi golongan manusia sedang-sedang saja.

Kerja memang belum selesai, tapi justru itu kita perlu istirahat sejenak.. Untuk melipatgandakan kekuatan saat musim perang tiba. Jika kita hanya melakukan hal-hal yang terbaik, pada akhirnya kita takkan jadi apapun kecuali yang terbaik. Hukum Tuhan yang mengatur semua itu. Tuhan 'nampak'nya tak ikut campur dalam baik buruknya nasib kita, tapi saya percaya Tuhan tak pernah tidur. Dan malaikat-Nya tak berhenti mencatat...

Comments

heruw said…
hhhhhhh....aku kok jadi pengen seperti ini lagi ya pak..

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat