Skip to main content

Aku Ingin Dikuburkan Dengan Sederhana



Inilah doaku kepada Allah
Dzat Maha Tinggi yang menciptakan diriku
Yang telah repot-repot menghidupkanku dari ketiadaan

Aku ingin meninggalkan dunia dengan cara yang sederhana
Yang biasa-biasa saja
Bolehlah sedikit heroik asal tidak merepotkan siapapun
Dan tidak menghabiskan banyak biaya

Aku ingin keluargaku melepasku ke liang lahat dengan bangga
Bukan bersedih dan larut dalam kedukaan yang panjang
Aku ingin mereka lebih tegar menjalani hidupnya sepeninggalku

Jika ada air mata tertumpah
Biarlah itu pertanda menyalanya sebuah semangat hidup baru
Untuk memulai segala sesuatuanya dengan mandiri: tanpaku

Aku ingin disholatkan di masjid
Dikuburkan di kuburan biasa saja seperti kebanyakan orang
Diselimuti kain kafan yang paling murah

Orang yang menggali kuburku sebaiknya dibayar dengan ongkos yang lebih dari biasanya untuk membantu kehidupan keluarganya

Semakin cepat jasadku dikuburkan, Insya Allah semakin baik buat semua
Semakin cepat tubuhku menyatu dengan tanah maka makin sejuklah jiwaku

Jika ada pelayat yang menyumbang uang maka akan diberikan pada mereka yang lebih membutuhkan, bukan keluargaku
Karangan bunga sebaiknya ditukarkan buku dan alat tulis untuk dibagikan sebagai sarana belajar anak-anak yang membutuhkan
Yang paling kuharapkan hanyalah keikhlasan melepasku pergi dan doa tulus yang mengiringi perjalananku menghadap-Nya

Tidak perlulah ada peringatan 3, 7, 40 atau 1000 hari meninggalku
Biayanya lebih baik disumbangkan ke masjid saja
Aku hanya percaya pada amal jariyah yang akan menolongku mempertanggungjawabkan hidupku di hadapan Allah: ilmu yang bermanfaat, harta yang diamalkan dan anak-anak shaleh yang terus mendoakan

Selebihnya, biarlah kutanggung sendiri dosa-dosaku

Pada orang-orang terdekatku aku lebih senang mewariskan ilmu dan kebijaksanaan, bukan kekayaan
Jikapun suatu hari nanti Tuhan memberi kemurahan kekayaan yang berlebih
Aku tak ingin mewariskan banyak harta
Sebagian besar hartaku akan kusumbangkan pada badan amal dan mereka yang hidupnya sangat membutuhkan pertolongan
Keluargaku hanya akan menerima paling banyak 1/5 sisanya untuk modal hidup mereka selanjutnya
Mereka juga harus berjuang dengan kemampuannya untuk menciptakan kekayaannya sendiri

Dengan kematianku
Aku berharap orang bisa belajar untuk hidup jauh lebih baik daripada hidupku
Untuk tidak menggantungkan nasibnya semata-mata pada pihak lain

Di kuburku yang sederhana dengan sebuah nisan batu, aku ingin dituliskan kata-kata Muhammad Iqbal yang menjadi keyakinan hidupku:

Kembangkanlah kemampuanmu setinggi mungkin
Sehingga Tuhanpun akan berkonsultasi denganmu
Sebelum menentukan takdir-Nya untukmu

Comments

Iman Brotoseno said…
life is too short to worry...

apa kabar,..masih ingat aku khan , yang bareng jito kasilo nemenin acara young director award pinastika..
mampir ke kavling ku..
Waaa.. Mas Iman, mana bisa lupa ama sutradara iklan paling top di Indonesia? he he he.. Maturnuwun udah mampir, saya link blognya yach :)
kafan yang termurah?
jadi inget cerita, ada orang yang sangat kaya tetapi jalan hidupnya kurang terlalu diterangi oleh "cahaya", ketika beranjak tua dia memberikan pesan kepada seluruh keluarganya bahwa jika dia meninggal harus dikafani dengan kain kafan yang paling murah dan kalau perlu yang udah buluk. dan ketika hari dia meninggal surat wasiatnya pun berbunyi hal yang sama. dan utk menunjukkan baktinya maka anaknya menuruti. alkisah ternyata itu "startegi"nya, ketika malaikat mulai meng"interogasi" dia di dlm liang kubur dia berkata "maaf malaikat...saya orang lama...dulu sdh pernah di "interogasi"...jd jangan lagi ya...?
What a...?#@$%^&&????
anita said…
sangat menyentuh

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat