Skip to main content

Tuhan Masih Bujangan


Ada yang bilang perjalanan hidup ini seperti roller coaster. Orang-orang tua dulu bilang kayak roda. Kadang naik kadang turun, menikung dan terbalik. Beberapa orang cukup tabah menjalani gejolak putaran hidupnya tanpa banyak mengeluh, sementara yang lain protes berat sama suaminya, tetangganya, rekan kerja, pemerintah atau - jika semua itu tak memuaskannya - ke Tuhan.

Tapi mau tak mau toh hidup ini harus kita jalani, salahnya sendiri mau dilahirkan ke dunia. Kalau takut memikul resiko hidup mending perpanjang aja kontraknya di alam barzah sana. Ini sekaligus warning buat calon-calon bayi: pertimbangkan baik-baik resikonya jika mau daftar jadi calon manusia!

Soal bahwa setelah dijungkirbalikkan sama roller coaster, kepala jadi pusing dan muntah-muntah atau malah tertawa gembira dan pengin naik lagi: itu pilihan.

Dusta terbesar di dunia adalah ketika kita percaya segala sesuatu menyangkut hidup kita ini telah digariskan Tuhan dan kita sekedar menjalani takdir-Nya (kalo mau lengkap kutipannya baca aja di Alkemis yach).

Kita masih mempunyai pilihan, suatu hal yang membuat kita sah disebut manusia. Dengan memiliki pilihan, kita bisa merdeka menentukan nasib. Jangan menggantungkan hidup pada siapapun, apalagi jika kita sedang berada di roller coaster yang melaju kencang.

Ada cerita mengenai seseorang yang sulit dapat jodoh sehingga berdoa sama Tuhan,"Tolong berikan pada saya istri yang cantik, sholehah dan bisa membahagiakan suaminya." Temannya yang barusan bercerai malah tertawa dan bilang,"Kamu ini mau berdoa atau menyindir. Tuhan aja masih bujangan kok dimintai istri!"

Comments

bajigur inc said…
pak arif pernah naik roller coaster ya..? wuiiih... oh no, iam lil' bit highpobhia..
om-om* ilustrasinya bagus juga.. dapet darimana pak?..



___________________________
*omong omong
bagus_aa29 said…
hihihi...wong rembang ono sing dhuwe blogg. hore! sampeyan mbiyen smp 2 yo? barengane nur cahyo dkk?
bety said…
gitu ya...???
bukannya tetep ja kita harus ngebalikin semuanya sama yang diataS...??

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat